cara mengatasi penyakit lambung
herbal uswah adalah tempat konsultasi kesehatan lambung secara efektif
Thursday, December 21, 2017
Tips link yang membahas seputar kesehatan
Tips link yang membahas seputar kesehatan, ini di bawah ini.
Cara Mengecilkan Perut
Thursday, December 7, 2017
Pengertian Gastritis Atau Maag
Definisi
Gastritis
Gastritis atau
lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung
dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang
kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan
tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri
yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti trauma
fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat
juga menyebabkan gastritis.
Baca juga
Cara Mengatasi Asam Lambung Naik Ke Dada
Asam Lambung Naik Jantung Berdebar
Asam Lambung Naik
Baca juga
Cara Mengatasi Asam Lambung Naik Ke Dada
Asam Lambung Naik Jantung Berdebar
Asam Lambung Naik
Secara
histologis dapat dibuktikan dengan inflamasi sel-sel radang pada daerah
tersebut didasarkan pada manifestasi klinis dapat dibagi menjadi akut dan
kronik (Hirlan, 2001 : 127).
Pada
beberapa kasus, gastritis dapat
menyebabkan terjadinya borok (ulcer)
dan dapat meningkatkan resiko dari kanker lambung. Akan tetapi bagi banyak
orang, gastritis bukanlah
penyakit yang serius dan dapat segera membaik dengan pengobatan.
Gastritis
merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anorexia,
rasa penuh, dan tidak enak pada epigastrium, nausea, muntah.
Baca juga
Cara Mengatasi Asam Lambung
Cara Mengatasi Asam Lambung Naik
Cara Mengatasi Asam Lambung Naik Ke Kerongkongan
Baca juga
Cara Mengatasi Asam Lambung
Cara Mengatasi Asam Lambung Naik
Cara Mengatasi Asam Lambung Naik Ke Kerongkongan
Secara
umum definisi gastritis ialah inflamasi pada dinding lambung terutama pada
mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering
ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis.
Jenis-jenis
Gastritis
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah
inflamasi akut pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan dan
sembuh sempurna (Hirlan,2001:127). Gastritis akut adalah inflamasi mukosa
lambung akibat diit sembrono (Brunner dan Suddarth,2001: 1062). Sedangkan
menurut Silvia.A. Price dan M. Wilson (1995) Gastritis superfisial akut
merupakan penyakit yang biasa ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri
merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal.
b. Gastritis Kronik
Gastritis kronik adalah
inflamasi lambung yang lama yang dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter
pylory. (Brunner dan Suddart 2001 : 1062). Sedangkan menurut
Hirlan (2001;127), bahwa Gastritis kronik apabila infiltrasi
sel-sel radang yang terjadi pada lamina ploria dan daerah intra epitel terutama
terdiri atas sel-sel radang kronik, yaitu limfosit dan sel-sel plasma.
2.2 Penyebab Gastritis
Lambung
adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas perut
tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar
antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman
sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat,
mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang,
lipatan - lipatan tersebut secara bertahap membuka.
Lambung
memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya ke dalam usus
kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan
antara esophagus dan
lambung (esophageal sphincter)
akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke lambung
cincin in menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang kuat.
Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan
makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar - kelenjar yang berada di
mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim -
enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.
Salah
satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat korosif
sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi
oleh mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion
bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung)
sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.
Gastritis biasanya
terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan
meradangnya dinding lambung.
Beberapa penyebab yang dapat
mengakibatkan terjadinya gastritis
antara lain
a)
Infeksi
bakteri.
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian
dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya
dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan
penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada
masa kanak - kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan. Infeksi H. pylori ini
sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab
tersering terjadinya gastritis.
Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang
kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah
satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana
kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan
bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang
dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna
dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung.
Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai
gejala gastritis, hal ini
mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan
terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.
b)
Pemakaian obat
penghilang nyeri secara terus menerus.
Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen
dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi
prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat -
obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan
kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian
yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.
c)
Penggunaan
alkohol secara berlebihan.
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan
membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada
kondisi normal.
d)
Penggunaan
kokain.
Kokain dapat merusak lambung
dan menyebabkan pendarahan dangastritis.
e)
Stress fisik.
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi
berat dapat menyebabkan gastritis dan
juga borok serta pendarahan pada lambung.
f)
Kelainan autoimmune
Autoimmune atrophic gastritis terjadi
ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding
lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan
dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan
menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu
sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12,
akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious
anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi
seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune
atrophic gastritis terjadi
terutama pada orang tua.
g)
Crohn's disease.
Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding
saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada
dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn's disease (yaitu sakit
perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada
gejala-gejalagastritis.
h)
Radiasi and
kemoterapi.
Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat
mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang
menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena
sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam
dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat
mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam
lambung.
i)
Penyakit bile reflux.
Bile (empedu)
adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini
diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian
saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah ototsphincter yang berbentuk seperti
cincin (pyloric valve) akan
mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak
bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan
peradangan dan gastritis.
j)
Faktor-faktor
lain.
Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS,
infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.
2.3 Tanda Dan Gejala Gastritis
Walaupun
banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara
satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain :
a) Perih atau
sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan
b) Mual
c) Muntah
d) Kehilangan
selera
e) Kembung
f) Terasa
penuh pada perut bagian atas setelah makan
g) Kehilangan
berat badan
Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan
sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya
mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa
penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.
Kadang, gastritis dapat
menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal ini jarang menjadi parah kecuali
bila pada saat yang sama juga terjadi borok pada lambung. Pendarahan pada
lambung dapat menyebabkan muntah darah atau terdapat darah pada feces dan
memerlukan perawatan segera.
Karena gastritis merupakan
salah satu dari sekian banyak penyakit pencernaan dengan gejala - gejala yang
mirip antara satu dengan yang lainnya, menyebabkan penyakit ini mudah dianggap
sebagai penyakit lainnya seperti :
a. Gastroenteritis. Juga disebut sebagai flu perut (stomach
flu), yang biasanya terjadi akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi
diare, kram perut dan mual atau muntah, juga ketidaksanggupan untuk mencerna.
Gejala dari gastroenteritis sering
hilang dalam satu atau dua hari sedangkan untuk gastritis dapat terjadi terus menerus.
b.
Heartburn. Rasa sakit
seperti terbakar yang terasa di belakang tulang dada ini biasanya terjadi
setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung naik dan masuk ke dalam
esophagus (saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan perut). Heartburn dapat juga menyebabkan
rasa asam pada mulut dan terasa sensasi makanan yang sebagian sudah dicerna
kembali ke mulut.
c.
Stomach ulcers. Jika rasa
perih dan panas dalam perut terjadi terus menerus dan parah, maka hal itu
kemungkinan disebabkan karena adanya borok dalam lambung. Stomach (peptic) ulcer atau
borok lambung adalah luka terbuka yang terjadi dalam lambung. Gejala yang
paling umum adalah rasa sakit yang menjadi semakin parah ketika malam hari atau
lambung sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers mempunyai
beberapa penyebab yang sama, terutama infeksi H. pylori. Penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan begitu juga
sebaliknya.
d.
Nonulcer dyspepsia. Merupakan
kelainan fungsional yang tidak terkait pada penyakit tertentu. Penyebab pasti
keadaan ini tidak diketahui, tetapi stress dan terlalu banyak mengkonsumsi
gorengan, makanan pedas atau makanan berlemak diduga dapat mengakibatkan
keadaan ini. Gejalanya adalah sakit pada perut atas, kembung dan mual.
2.4 Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya
obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang
mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang
akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang
berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.
Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel
kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya.
Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut
tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi
diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel
yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah.
Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat.
Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh
karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan
sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa
gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat
erosi memicu timbulnya pendarahan.
Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga
berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam
waktu 24-48 jam setelah pendarahan.
2. Gastritis
Kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif
Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral,
dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala
(asimptomatik). Sekali bersarang, bakteri Helicobacter pylori dapat bertahan di perut selama hidup
seseorang. Namun, sekitar 10-15 persen individu yang terinfeksi kadang-kadang
akan mengalami penyakit luka lambung atau usus duabelas jari. Kebanyakan luka,
lebih sering terjadi di usus duabelas jari daripada di lambung.
Helicobacter pylori merupakan
jenis bakteri Gram negative yang berbentuk spiral dan sangat cocok hidup pada
kondisi kandungan udara sangat minim. Bakteri Helicobacter pylori berkoloni di dalam lambung dan bergabung
dengan luka lambung atau duodenum (lihat gambar). Infeksi oleh Helicobacter pylori banyak ditemui
pada penduduk di negara-negara berstandar ekonomi rendah dan memiliki kualitas
kesehatan yang buruk.
Menempel dan Menginisiasi pembentukan luka
Helicobacter pylori tinggal
menempel pada permukaan dalam lambung melalui interaksi antara membran bakteri
lektin dan oligosakarida yang spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel
lambung. Mekanisme utama dari bakteri ini dalam menginisiasi pembentukan luka
adalah melalui produksi racun VacA.
Racun VacA akan menghancurkan keutuhan sel-sel tepi
lambung melalui berbagai cara, diantaranya adalah melalui pengubahan fungsi
endolisosom, peningkatan permeabilitas parasel, pembentukan pori dalam membran
plasma, atau apoptosis (pengaktifan bunuh diri sel).
Lokasi infeksi Helicobacter
pylori di bagian bawah lambung dan mengakibatkan peradangan hebat, yang
sering kali disertai dengan komplikasi pendarahan dan pembentukan
lubang-lubang. Peradangan kronis pada bagian distal lambung meningkatkan
produksi asam lambung dari bagian badan atas lambung yang tidak terinfeksi. Ini
menambah perkembangan tukak lebih besar di usus duabelas jari.
Pada beberapa individu, Helicobacter pylori juga menginfeksi bagian badan lambung. Bila
kondisi ini sering terjadi, menghasilkan peradangan yang lebih luas yang tidak
hanya mempengaruhi borok di daerah badan lambung tetapi juga kanker lambung.
Kanker lambung merupakan kanker penyebab kematian kedua di dunia.
Peradangan di lendir lambung juga merupakan faktor
risiko tipe khusus tumor limfa (lymphatic neoplasm) di lambung, atau disebut
dengan limfoma MALT (mucosa associated lymphoid tissue, jaringan limfoid yang
terkait dengan lendir). Infeksi Helicobacter
pylori berperan penting dalam menjaga kelangsungan tumor.
Limfoma-limfoma dapat merosot saat bakteri-bakteri itu dibasmi dengan
antibiotik.
Helicobacter pylori hanya
terdapat pada manusia dan telah menyesuaikan diri di lingkungan lambung. Hanya
sebagian kecil individu terinfeksi berkembang menjadi penyakit lambung. Bakteri
Helicobacter pylori sendiri
sangat beragam dan galur-galurnya berbeda dalam banyak hal, seperti perekatan
ke lendir lambung dan kemampuan menimbulkan peradangan.
Walau pada satu individu terinfeksi, semua bakteri
Helicobacter pylori tidak identik, dan selama jalur infeksi kronis, bakteri
menyesuaikan diri terhadap perubahankondisi-kondisi di lambung.
Tukak lambung dan usus
duabela jari dapat diobati melalui penghambatan produksi asam lambung, tetapi
sering kali akan kambuh kembali akibat bakteri dan peradangan kronis lambung
tetap ada. Studi Marshall dan Warren menunjukkan bahwa penyakit tukak lambung
itu dapat diatasi hanya bila bakteri dibasmi dari lambung dengan antibiotik.
Namun, penggunaan antibiotik secara serampangan dapat
mengakibatkan masalah serius, yaitu ketahanan bakteri melawan obat-obat
penting. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik melawan Helicobacter pylori pada pasien-pasien yang tidak mengalami tukak lambung dan usus
duabelas jari harus dibatasi.
2.5 Pengobatan
Gastritis
Hampir
setiap orang pernah mengalami penyakit pencernaan dan iritasi lambung. Dalam
banyak kasus, terjadi hanya sebentar dan tidak membutuhkan perawatan medis.
Tapi jika terdapat gejala-gejala gastritis yang
terjadi secara terus menerus selama seminggu atau lebih, segera temui dokter.
Dan pastikan untuk menginformasikan semua yang anda rasakan terutama bila anda
merasakan sakit setelah meminum obat-obat bebas seperti aspirin atau yang
lainnya.
Jika
terjadi muntah darah atau terdapat darah dalam feces, segera temui dokter untuk
menemukan penyebabnya.
Screening dan diagnosa
Bila
seorang pasien didiagnosa terkena gastritis,
biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui secara jelas
penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi :
a.
Pemeriksaan darah.
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes
yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu
waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena
infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi
akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
b.
Pemeriksaan pernapasan
Tes ini dapat menentukan
apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak.
c.
Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah
terdapat H. pylori dalam
feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini
menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.
d.
Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat
adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak
terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang
kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus,
lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu
dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien
merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang
terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut.
Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini
memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung
disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari
anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko
akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada
tenggorokan akibat menelan endoskop.
e.
Rongent saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya
tanda-tanda gastritis atau
penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran
cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
2.6 Komplikasi
Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan
dapat menyebabkan peptic ulcers dan
pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung,
terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan
perubahan pada sel-sel di dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar dalam
mukosa. Adenocarcinomas tipe
1 biasanya terjadi akibat infeksi H.
pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori adalah MALT (mucosa associated lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini berkembang
secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker
jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.
2.7
Terapi
Terapi gastritis sangat
bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam
gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan untuk
mengobatinya.
Terapi
terhadap asam lambung
Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan
menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi
sebagian besar tipe gastritis,
terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung
seperti :
a.
Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan
merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan
dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.
b.
Penghambat
asam. Ketika antasida sudah tidak
dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan
merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin
untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.
c.
Penghambat
pompa proton. Cara yang lebih efektif
untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam
sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan
cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini
adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat
golongan ini juga menghambat kerja H.
pylori.
d.
Cytoprotective agents. Obat-obat
golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung
dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol.
Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter
biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang
lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. pylori.
Terapi
terhadap H. Pylori
Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering
digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton.
Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk
membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa
sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik.
Terapi terhadap infeksi H.
pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat beragam,
bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat
tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu
yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya
meningkatkan efektifitas.
Untuk memastikan H. pylori sudah
hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan.
Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis pemeriksaan yang
sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif
selama beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri
tersebut sudah hilang
2.8
Pencegahan
Gastritis
Walaupun
infeksi H. pylori tidak
dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko terkena gastritis :
a.
Makan secara
benar. Hindari makanan yang dapat
mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang
sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah
bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
b.
Hindari
alkohol. Penggunaan alkohol dapat
mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan
peradangan dan pendarahan.
c.
Jangan
merokok. Merokok mengganggu kerja
lapisan pelindung lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok
juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan
merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat
berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan
dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok.
d.
Lakukan olah
raga secara teratur. Aerobik
dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi
aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus
secara lebih cepat.
e.
Kendalikan
stress. Stress meningkatkan
resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat
memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam
lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang
tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara effektif
dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan
relaksasi yang cukup.
f.
Ganti obat
penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari
penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan
dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan
penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen.
g.
Ikuti
rekomendasi dokter.
Ditulis ulang dari http://khairanimunte.blogspot.co.id/2013/07/makalah-gastritis.html
Subscribe to:
Posts (Atom)